“PENGARUH MUSIK TERHADAP PENDIDIKAN REMAJA”
“PENGARUH MUSIK TERHADAP PENDIDIKAN REMAJA”
A. Pengaruh Musik Terhadap Remaja
Musik adalah salah satu instrumen yang sudah tidak asing di telinga remaja. Tidak hanya remaja saja yang mengetahui tentang musik, semua orang pun mengetahui musik. Sifat musik yang umum (universal) membuat musik tidak asing di telinga manusia. Mulai dari anak-anak hingga dewasa mengenalinya.
Musik adalah bunyi yang teratur, memiliki nada, beat dan irama. Musik dapat menjadi penghibur saat dalam kesedihan, musik dapat memotivasi semangat dalam masa perjuangan, musik dapat menjadi sarana ungkapan cinta kepada sang kekasih, musik dapat merenggangkan pikiran saat menghadapi kepenatan hidup. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme (wikipedia.org)
Pada dasarnya musik adalah sebuah bentuk aktivitas manusia yang mempunyai maksud tertentu, setidaknya musik meliputi tiga komponen yaitu komponis, produk musikal yang dihasilkannya, dan aktivitas dimana komponis tersebut membuat produk musikal. Komponis membuat sesuatu (musik), berada dalam konteks yang spesifik. Artinya bahwa ketika komponis mengeluarkan ide, akan dipengaruhi oleh konteks tertentu, seperti yang telah disebutkan di atas, bisa dilihat dari tujuannya, para pendengarnya, tempatnya atau waktunya.
Remaja dan musik sudah sangat dekat sekali, remaja sekarang mengaku bahwa musik dapat membuat jiwa mereka tenang. Berbagai aliran musik mulai dari musik klasik, gospel, jazz, blues, funk, rock, pop, ska, reggae, dub hingga hip-hop rap dan rapcore sudah melekat di telinga remaja sekarang. Alunan instrument jenis musik yang beragam tersebut dapat membuat remaja lebih bersemangat. (wikipedia.org)
Kenyataan lain menunjukkan, bahwa sebagian remaja mengatakan bahwa hidup tanpa musik sangat hampa. Banyak dari mereka yang menggunakan musik sebagai alat penenang pikiran, penyalur inspirasi dan tempat untuk mengekspresikan sesuatu.
Penelitian membuktikan bahwa musik, sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang remaja yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan remaja yang jarang mendengarkan musik. Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, “Dasar-dasar musik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia.
“Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony”, demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. “Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi ruh”. Musik memang banyak mempengaruhi hidup manusia. Menjadi komoditi bisnis, pengungkapan perasaan atau hanya sebagai hiburan semata. Termasuk kondisi psikologis.
Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah saat konser musik rock. Bisa dipastikan bahwa tidak ada penonton maupun pemain dalam sebuah konser musik rock/metal yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol.
Kita masih ingat dengan “head banger”, suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock/metal yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang metal, yang memiliki irama (ritme) yang dinamis. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak yang mengeluarkan kebijakan harus memperdengarkan musik untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony sangat mempengaruhi ruh. Tapi apakah efek yang bisa didapat jika mendengarkan musik cadas, seperti rock atau metal?
Selama ini, banyak orang mengaggap metal adalah musik orang-orang frustasi atau depresi. Musik cadas ini juga dianggap mendorong para remaja untuk selalu berontak pada orang tua. Metal dan rock equal putus sekolah dan masa depan suram. Singkatnya, metal tidak berdampak positif.
Jika anda setuju dengan anggapan diatas, siap-siaplah kecewa. Sebuah studi yang dilakukan Stuart Cadwallader dan Jim Campbell dari National Academy for Gifted and Talented Youth University of Warwick di Coventry, Inggris, mengatakan sebaliknya. Musik metal atau rock malah memberikan dampak positif bagi para remaja.
Mereka melakukan survey ini pada lebih dari 1000 murid berumur 11 hingga 18 tahun di Inggris. Survey ini juga menunjukkan kalau penggemar metal tidak sepenuhnya bermasa depan suram. “Selama ini, banyak anak pandai dikaitkan dengan musik klasik dan kutu buku. Ini stereotype yang salah. Kami melihat satu grup, malah terasa lebih stress dengan musik klasik dan buku. Mereka menghilangkan stres itu dengan metal,” ujar Cadwallader.
Dalam studi itu, para responden diminta menyebutkan latar belakang keluarga, pendidikan, hobi, dan media yang dikonsumsi. Setelah diranking, ternyata musik rock dan heavy metal menduduki peringat teratas. Kemudia posisi kedua ditempati musik pop.
Menurut studi itu, beberapa murid berbakat dan pintar menggunakan musik metal untuk mengurangi tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk menghilangkan stres dengan mendengarkan musik metal. Rasa frustasi dan amarah berlebih pun mudah diatasi setelah menikmati alunan musik cadas.
“Mungkin para murid berbakat itu bisa melupakan sedikit demi sedikit stres dan tekanan dengan mendengarkan musik cadas. Mereka juga bisa menghilangkan efek negatif setelah menikmatinya,” kata Cadwallader.
Benarkah Albert Einstein atau Stephen Hawking mendengarkan band seperti Opeth untuk menghilangkan stress? Masih sulit untuk dibayangkan. Setidaknya ini membuktikan anggapan salah tentang musik metal dan rock. Para pelajar dalam penelitian itu bisa mematahkan kalau rock tidak hanya dikaitkan dengan drop out dari sekolah. Atau masa depan suram dan kriminalitas semata.
Berdasarkan suatu riset berskala dunia, musik favorit bisa jadi merupakan cermin kepribadian diri. Penelitian ilmiah ini dilakukan Professor Adrian North, Dekan Fakultas Psikologi dari Heriot-Watt University. Dengan melibatkan puluhan ribu orang remaja di seluruh dunia.
Hasil temuan paling menarik dari riset North adalah adanya kemiripan antara penggila musik klasik dan heavy metal . “Salah satu yang paling mengejutkan adalah adanya kesamaan antara penggemar musik klasik dan heavy metal. Mereka sama-sama kreatif, tenang tetapi tidak outgoing”.
Mendengarkan musik rock dapat memberikan adrenalin tidak seperti jenis musik lain. Jika Anda tidak suka mendengarkan musik rock, maka mendengarkannya dapat membuat Anda merasa marah dan kesal serta peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Namun, jika Anda menikmati mendengarkan jenis musik ini maka dapat membantu menghilangkan stres tanpa mempengaruhi denyut jantung atau tekanan darah.
Jadi sepertinya remaja harus mulai berhijrah dari musik alay ke musik metal karena musik metal dapat mempengaruhi tubuh, jiwa dan ruh secara bersamaan. Dengan demikian tercipta remaja yang tangguh dan kuat. Bahkan salah satu tokoh pernah berujar “Saya tidak butuh pemuda alay, tapi berikan saya 10 pemuda gondrong maka akan ku goncang dunia”.
Musik metal sangat mempengaruhi faktor-faktor berikut :
1. Respon emosional, bahwa musik heavy metal digunakan untuk katarsis pelepasan dan untuk mengusir emosi negatif, terutama di antara mereka dengan harga diri yang rendah. Bahkan sebuah studi dari siswa dengan gangguan jiwa yang juga penggemar musik metal benar-benar menunjukkan suasana hati membaik setelah mendengarkan musik pilihan mereka. Studi-studi lain dari siswa depresi telah menemukan hasil yang sama, menunjukkan bahwa siswa dapat menggunakan musik ini untuk membantu mengobati depresi mereka daripada menjadi tertekan sebagai akibat dari mendengarkan itu. Agresifitas, beberapa peneliti menemukan bahwa dengan musik metal dapat mengubah yang marah menjadi lebih bahagia, lebih tenang dan lebih santai setelah mendengarkan musik metal yang mereka sukai.
2. IQ. Menariknya, remaja yang menyukai musik alternatif, rock atau metal benar-benar mendapatkan nilai tes IQ yang lebih tinggi dari rata-rata, terutama pada pertanyaan di mana abstraksi diperlukan. Beberapa studi juga menemukan kecerdasan yang tinggi di antara remaja pendengar heavy metal.
3. Mengambil resiko. Pengambil resiko lebih menyukai musik yang lebih energik dan lebih keras sebagai akibat dari bawaan kepribadian dan fisiologi.
4. Sikap terhadap perempuan. Sebuah studi tentang pria sarjana menemukan bahwa paparan kekerasan seksual musik heavy metal meningkatkan kecenderungan stereotip peran seks dan menyimpan lebih banyak persepsi negatif perempuan. Namun, ini kemungkinan akibat dari konten kekerasan seksual ketimbang musik heavy metal itu sendiri.
Musik adalah salah satu instrumen yang sudah tidak asing di telinga remaja. Tidak hanya remaja saja yang mengetahui tentang musik, semua orang pun mengetahui musik. Sifat musik yang umum (universal) membuat musik tidak asing di telinga manusia. Mulai dari anak-anak hingga dewasa mengenalinya.
Musik adalah bunyi yang teratur, memiliki nada, beat dan irama. Musik dapat menjadi penghibur saat dalam kesedihan, musik dapat memotivasi semangat dalam masa perjuangan, musik dapat menjadi sarana ungkapan cinta kepada sang kekasih, musik dapat merenggangkan pikiran saat menghadapi kepenatan hidup. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme (wikipedia.org)
Pada dasarnya musik adalah sebuah bentuk aktivitas manusia yang mempunyai maksud tertentu, setidaknya musik meliputi tiga komponen yaitu komponis, produk musikal yang dihasilkannya, dan aktivitas dimana komponis tersebut membuat produk musikal. Komponis membuat sesuatu (musik), berada dalam konteks yang spesifik. Artinya bahwa ketika komponis mengeluarkan ide, akan dipengaruhi oleh konteks tertentu, seperti yang telah disebutkan di atas, bisa dilihat dari tujuannya, para pendengarnya, tempatnya atau waktunya.
Remaja dan musik sudah sangat dekat sekali, remaja sekarang mengaku bahwa musik dapat membuat jiwa mereka tenang. Berbagai aliran musik mulai dari musik klasik, gospel, jazz, blues, funk, rock, pop, ska, reggae, dub hingga hip-hop rap dan rapcore sudah melekat di telinga remaja sekarang. Alunan instrument jenis musik yang beragam tersebut dapat membuat remaja lebih bersemangat. (wikipedia.org)
Kenyataan lain menunjukkan, bahwa sebagian remaja mengatakan bahwa hidup tanpa musik sangat hampa. Banyak dari mereka yang menggunakan musik sebagai alat penenang pikiran, penyalur inspirasi dan tempat untuk mengekspresikan sesuatu.
Penelitian membuktikan bahwa musik, sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang remaja yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan remaja yang jarang mendengarkan musik. Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, “Dasar-dasar musik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia.
“Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony”, demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. “Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi ruh”. Musik memang banyak mempengaruhi hidup manusia. Menjadi komoditi bisnis, pengungkapan perasaan atau hanya sebagai hiburan semata. Termasuk kondisi psikologis.
Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah saat konser musik rock. Bisa dipastikan bahwa tidak ada penonton maupun pemain dalam sebuah konser musik rock/metal yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol.
Kita masih ingat dengan “head banger”, suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock/metal yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang metal, yang memiliki irama (ritme) yang dinamis. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak yang mengeluarkan kebijakan harus memperdengarkan musik untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony sangat mempengaruhi ruh. Tapi apakah efek yang bisa didapat jika mendengarkan musik cadas, seperti rock atau metal?
Selama ini, banyak orang mengaggap metal adalah musik orang-orang frustasi atau depresi. Musik cadas ini juga dianggap mendorong para remaja untuk selalu berontak pada orang tua. Metal dan rock equal putus sekolah dan masa depan suram. Singkatnya, metal tidak berdampak positif.
Jika anda setuju dengan anggapan diatas, siap-siaplah kecewa. Sebuah studi yang dilakukan Stuart Cadwallader dan Jim Campbell dari National Academy for Gifted and Talented Youth University of Warwick di Coventry, Inggris, mengatakan sebaliknya. Musik metal atau rock malah memberikan dampak positif bagi para remaja.
Mereka melakukan survey ini pada lebih dari 1000 murid berumur 11 hingga 18 tahun di Inggris. Survey ini juga menunjukkan kalau penggemar metal tidak sepenuhnya bermasa depan suram. “Selama ini, banyak anak pandai dikaitkan dengan musik klasik dan kutu buku. Ini stereotype yang salah. Kami melihat satu grup, malah terasa lebih stress dengan musik klasik dan buku. Mereka menghilangkan stres itu dengan metal,” ujar Cadwallader.
Dalam studi itu, para responden diminta menyebutkan latar belakang keluarga, pendidikan, hobi, dan media yang dikonsumsi. Setelah diranking, ternyata musik rock dan heavy metal menduduki peringat teratas. Kemudia posisi kedua ditempati musik pop.
Menurut studi itu, beberapa murid berbakat dan pintar menggunakan musik metal untuk mengurangi tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk menghilangkan stres dengan mendengarkan musik metal. Rasa frustasi dan amarah berlebih pun mudah diatasi setelah menikmati alunan musik cadas.
“Mungkin para murid berbakat itu bisa melupakan sedikit demi sedikit stres dan tekanan dengan mendengarkan musik cadas. Mereka juga bisa menghilangkan efek negatif setelah menikmatinya,” kata Cadwallader.
Benarkah Albert Einstein atau Stephen Hawking mendengarkan band seperti Opeth untuk menghilangkan stress? Masih sulit untuk dibayangkan. Setidaknya ini membuktikan anggapan salah tentang musik metal dan rock. Para pelajar dalam penelitian itu bisa mematahkan kalau rock tidak hanya dikaitkan dengan drop out dari sekolah. Atau masa depan suram dan kriminalitas semata.
Berdasarkan suatu riset berskala dunia, musik favorit bisa jadi merupakan cermin kepribadian diri. Penelitian ilmiah ini dilakukan Professor Adrian North, Dekan Fakultas Psikologi dari Heriot-Watt University. Dengan melibatkan puluhan ribu orang remaja di seluruh dunia.
Hasil temuan paling menarik dari riset North adalah adanya kemiripan antara penggila musik klasik dan heavy metal . “Salah satu yang paling mengejutkan adalah adanya kesamaan antara penggemar musik klasik dan heavy metal. Mereka sama-sama kreatif, tenang tetapi tidak outgoing”.
Mendengarkan musik rock dapat memberikan adrenalin tidak seperti jenis musik lain. Jika Anda tidak suka mendengarkan musik rock, maka mendengarkannya dapat membuat Anda merasa marah dan kesal serta peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Namun, jika Anda menikmati mendengarkan jenis musik ini maka dapat membantu menghilangkan stres tanpa mempengaruhi denyut jantung atau tekanan darah.
Jadi sepertinya remaja harus mulai berhijrah dari musik alay ke musik metal karena musik metal dapat mempengaruhi tubuh, jiwa dan ruh secara bersamaan. Dengan demikian tercipta remaja yang tangguh dan kuat. Bahkan salah satu tokoh pernah berujar “Saya tidak butuh pemuda alay, tapi berikan saya 10 pemuda gondrong maka akan ku goncang dunia”.
Musik metal sangat mempengaruhi faktor-faktor berikut :
1. Respon emosional, bahwa musik heavy metal digunakan untuk katarsis pelepasan dan untuk mengusir emosi negatif, terutama di antara mereka dengan harga diri yang rendah. Bahkan sebuah studi dari siswa dengan gangguan jiwa yang juga penggemar musik metal benar-benar menunjukkan suasana hati membaik setelah mendengarkan musik pilihan mereka. Studi-studi lain dari siswa depresi telah menemukan hasil yang sama, menunjukkan bahwa siswa dapat menggunakan musik ini untuk membantu mengobati depresi mereka daripada menjadi tertekan sebagai akibat dari mendengarkan itu. Agresifitas, beberapa peneliti menemukan bahwa dengan musik metal dapat mengubah yang marah menjadi lebih bahagia, lebih tenang dan lebih santai setelah mendengarkan musik metal yang mereka sukai.
2. IQ. Menariknya, remaja yang menyukai musik alternatif, rock atau metal benar-benar mendapatkan nilai tes IQ yang lebih tinggi dari rata-rata, terutama pada pertanyaan di mana abstraksi diperlukan. Beberapa studi juga menemukan kecerdasan yang tinggi di antara remaja pendengar heavy metal.
3. Mengambil resiko. Pengambil resiko lebih menyukai musik yang lebih energik dan lebih keras sebagai akibat dari bawaan kepribadian dan fisiologi.
4. Sikap terhadap perempuan. Sebuah studi tentang pria sarjana menemukan bahwa paparan kekerasan seksual musik heavy metal meningkatkan kecenderungan stereotip peran seks dan menyimpan lebih banyak persepsi negatif perempuan. Namun, ini kemungkinan akibat dari konten kekerasan seksual ketimbang musik heavy metal itu sendiri.
B. Pengaruh Musik dalam Pembelajaran
Musik merupakan salah satu cara untuk merangsang pikiran untuk mendukung pembelajaran. Selain merangsang pikiran, musik juga dapat memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif, membangun kecerdasan emosional, dll. Musik dapat menyeimbangkan otak kanan dan kiri, itu artinya musik menyeimbangkan aspek intelektual dan juga aspek emosional. Siswa yang telah memperoleh pendidikan musik sejak dini, jika kelak dewasa akan menjadi manusia yang memiliki pemikiran logis, cerdas, kreatif, mampu mengambil keputusan serta memiliki empati.
Universitas-universitas di Jepang banyak yang mempunyai orkes Symphony sebagai kelanjutan dari pelajaran musik yang mereka terima di tingkat SD, SLTP dan SLTA. Begitu pun semua sekolah unggulan memasukkan mata pelajaran musik sebagai materi wajib intrakurikuler dan diperkaya dengan kegiatan ekstrakurikuler, dimana materi pelajaran musik yang diajarkan meliputi musik universal dan musik tradisional, nampaknya hasil pembelajaran siswa-siswi sekolah unggulan pun rata-rata sangat baik.
Tampak pada kurikulum (1994) yang berlaku, aspek keseimbangan belum terpenuhi. Kurikulum pendidikan formal di Indonesia hanya menekankan perkembangan intelektual semata dan tidak memperhatikan perkembangan kecerdasan emosi. Melihat alokasi waktu mata pelajaran musik setiap minggu hanya waktu 2 x 45 menit, (GBPP kurikulum mata pelajaran kesenian 1994) yang masih terbagi dengan mata pelajaran seni tari, seni rupa, dan kerajinan tangan.
1. Pengertian Musik dalam Pembelajaran
“Nirmala (2005) menyatakan terapi musik merupakan aplikasi unik dari musik untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan membuat perubahan perilaku positif.” Dengan adanya musik membuat kita dapat berpikir dan lebih konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Pengertian musik itu sendiri jika dalam pembelajaran adalah musik yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Musik disini misalnya disisipkan ketika presentasi dengan media power point atau juga pada saat seminar untuk mengkondisikan suasana. Oleh karena itu, musik memiliki kedudukan yang penting dalam mendukung kelancaran suatu pembelajaran.
2. Peranan Penggunaan Musik dalam Pembelajaran
“Gallahue (1998) dalam Raven (2008) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti kemampuan visual, auditif dan sentuhan makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Ritme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak.” Di sini terdapat berbagai peran dalam penggunaan internet dalam pembelajaran, diantaranya:
Musik merupakan salah satu cara untuk merangsang pikiran untuk mendukung pembelajaran. Selain merangsang pikiran, musik juga dapat memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif, membangun kecerdasan emosional, dll. Musik dapat menyeimbangkan otak kanan dan kiri, itu artinya musik menyeimbangkan aspek intelektual dan juga aspek emosional. Siswa yang telah memperoleh pendidikan musik sejak dini, jika kelak dewasa akan menjadi manusia yang memiliki pemikiran logis, cerdas, kreatif, mampu mengambil keputusan serta memiliki empati.
Universitas-universitas di Jepang banyak yang mempunyai orkes Symphony sebagai kelanjutan dari pelajaran musik yang mereka terima di tingkat SD, SLTP dan SLTA. Begitu pun semua sekolah unggulan memasukkan mata pelajaran musik sebagai materi wajib intrakurikuler dan diperkaya dengan kegiatan ekstrakurikuler, dimana materi pelajaran musik yang diajarkan meliputi musik universal dan musik tradisional, nampaknya hasil pembelajaran siswa-siswi sekolah unggulan pun rata-rata sangat baik.
Tampak pada kurikulum (1994) yang berlaku, aspek keseimbangan belum terpenuhi. Kurikulum pendidikan formal di Indonesia hanya menekankan perkembangan intelektual semata dan tidak memperhatikan perkembangan kecerdasan emosi. Melihat alokasi waktu mata pelajaran musik setiap minggu hanya waktu 2 x 45 menit, (GBPP kurikulum mata pelajaran kesenian 1994) yang masih terbagi dengan mata pelajaran seni tari, seni rupa, dan kerajinan tangan.
1. Pengertian Musik dalam Pembelajaran
“Nirmala (2005) menyatakan terapi musik merupakan aplikasi unik dari musik untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan membuat perubahan perilaku positif.” Dengan adanya musik membuat kita dapat berpikir dan lebih konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Pengertian musik itu sendiri jika dalam pembelajaran adalah musik yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Musik disini misalnya disisipkan ketika presentasi dengan media power point atau juga pada saat seminar untuk mengkondisikan suasana. Oleh karena itu, musik memiliki kedudukan yang penting dalam mendukung kelancaran suatu pembelajaran.
2. Peranan Penggunaan Musik dalam Pembelajaran
“Gallahue (1998) dalam Raven (2008) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti kemampuan visual, auditif dan sentuhan makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Ritme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak.” Di sini terdapat berbagai peran dalam penggunaan internet dalam pembelajaran, diantaranya:
a. Musik sebagai Pendekatan Belajar
Penggunaan musik dalam pendekatan belajar dapat di lihat dari contoh kasus kemampuan matematika dan logika ada dalam korteks otak yang berdekatan dengan kemampuan musik dengan masa pembentukan 0 – 4 tahun. Untuk itu perlu dilakukan bermain hitungan sederhana bersama anak melalui media musik dalam mengajarkan berhitung, misalnya satu piring, satu garpu, satu sendok, saat bersantap di meja makan.
b. Musik Membangun Kecerdasan Emosional
Menurut peneliti “Siegel (1999) dalam Raven (2008), mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak”. Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi. Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal.
c. Musik Dapat Meningkatkan Aspek Kognitif
Selain membangun aspek kecerdasan emosional, music juga mampu menumbuhkan aspek kognitif. Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi. Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Ketrampilan bergerak ini dapat kita temukan pada saat mendengarkan musik.
Penggunaan musik dalam pendekatan belajar dapat di lihat dari contoh kasus kemampuan matematika dan logika ada dalam korteks otak yang berdekatan dengan kemampuan musik dengan masa pembentukan 0 – 4 tahun. Untuk itu perlu dilakukan bermain hitungan sederhana bersama anak melalui media musik dalam mengajarkan berhitung, misalnya satu piring, satu garpu, satu sendok, saat bersantap di meja makan.
b. Musik Membangun Kecerdasan Emosional
Menurut peneliti “Siegel (1999) dalam Raven (2008), mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak”. Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi. Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal.
c. Musik Dapat Meningkatkan Aspek Kognitif
Selain membangun aspek kecerdasan emosional, music juga mampu menumbuhkan aspek kognitif. Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi. Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Ketrampilan bergerak ini dapat kita temukan pada saat mendengarkan musik.
Komentar
Posting Komentar