Pengertian SDLC dan study kasus
Apa itu SLDC ?
SLDC merupakan
singkatan dari (Systems Development Life Cycle) yang merupakan Siklus Hidup Pengembangan Sistem
atau biasa disebut Systems Life Cycle (Siklus
Hidup Sistem), dalam SLDC ini terdapat rekayasa sistem dan rekayasa
perangkat lunak yang merupakan proses pembuatan dan pengubahan system serta model serta metodologi yang
digunakan sebagai alat pengembangan sistem. Konsep ini juga digunakan pada sistem
komputer maupun informasi.
Metode pengembangan sistem merupakan
metode yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi, yaitu suatu
proses standar yang diikuti untuk melaksanakan seluruh langkah yang
diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara
sistem informasi. Daur hidup dari pengembangan sistem ini disebut dengan daur
hidup pengembangan sistem (SDLC = System Development Life Cycle).
Dalam pengembangan system multimedia
pembelajaran ipa standar kompetensi sistem saraf dan alat indera manusia (study
kasus pada kelas IX di MTs Riyadush Sholihin Purwareja Klampok), penulis menggunakan model Waterfall. Alasan penulis menggunakan metode pengembangan sistem model Waterfall yaitu salah satu faktor keberhasilan dengan model
tersebut adalah proses pembuatan multimedia pembelajaran secara terstruktur dan berurutan dimulai tahap penentuan tujuan sampai
dengan tahap penempatan dan pemeliharaan.
Kelebihan Model Waterfall
dibandingkan dengan model pengembangan sistem yang lainnya yaitu:
1. Merupakan model pengembangan terstruktur.
2. Setiap fase dapat diimplementasikan dengan
dokumentasi yang detail dari fase sebelumnya.
3. Aktivitas pengujian dapat dimulai di awal proyek,
sehingga mengurangi waktu proyek.
Secara operasional langkah-langkah diatas dapat digambarkan dalam bagan berikut
ini:
Gambar Struktur
Model Waterfall
1.
Analisis
Analisis adalah penelitian atas sistem
yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau
diperbaharui. Kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis beberapa masalah
pembelajaran di MTs Riyadush Sholihin, yaitu siswa kurang memahami materi yang
disampaikan dengan menggunakan metode konvensional, siswa hanya mampu
membayangkan kejadian atau proses dari materi yang disampaikan dan siswa
mempunyai kejenuhan pada metode pembelajaran konvensional.
Selain itu, menganalisis beberapa
peluang yang ada diantaranya adalah tersedianya beberapa komputer sebagai
sarana penunjang multimedia dan karakteristik guru pengampu dan para siswa yang
terbilang cerdas, sehingga dapat dengan mudah menggunakan multimedia dalam
penerapannya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
proses analisis adalah :
a. Identifikasi
Masalah
Mengidentifikasi (mengenal) masalah
merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah (problem)
dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan.
Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai. Oleh
karena itu pada tahap analisis sistem, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.
Identifikasi masalah dilakukan dengan
tahapan :
1)
Mengidentifikasi Penyebab Masalah
2)
Mengidentifikasi Titik Keputusan
3)
Mengidentifikasi Personil-Personil Kunci
b. Analisis Sistem
Analisis sistem (systems
analysis) dapat di identifikasikan sebagai penguraian dari
suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan,
hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikannya (Jogianto. HM, 1999). Analisis sistem dilakukan dengan tahapan :
1)
Menganalisa Kelemahan Sistem
Kelemahan dan permasalahan sistem yang
dinilai berdasarkan:
a)
Flexibility (keluwesan sistem)
b)
Accessibility (kemudahan akses)
c)
Capasity (kapasitas dari sistem)
d)
Timeliness (ketepatan waktu menghasilkan informasi)
e)
Security (keamanan dari sistem)
f)
Simplicity (kemudahan sistem digunakan)
g)
Economy (nilai ekonomi dari sistem)
h)
Relevance (sesuai kebutuhan)
i)
Efficiency (efisiensi dari sistem)
j)
Reliability (keandalan dari sistem)
k)
Accuracy (ketepatan nilai dari informasi
2)
Menganalisa Kebutuhan Sistem
Analisa kebutuhan sistem dilakukan
untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan ketika sistem yang baru
diimplementasikan. Menganalisa kebutuhan sistem meliputi :
a)
Kebutuhan Hardware.
b)
Kebutuhan Software.
c)
Kebutuhan Brainware.
c. Study Kelayakan
Studi
kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan
mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Study Kelayakan yang dilakukan terdiri dari :
1)
Kelayakan Operasional
Kelayakan Operasional dinilai dengan
menggunakan kerangka kerja PIECES yang bertujuan untuk mengukur sistem yang
akan dikembangkan. erangka PIECES meliputi :
a)
Performance (kinerja)
Performance atau kinerja adalah
perilaku atau kinerja di setiap kegiatan atau aktifitas di dalam sistem.
Analisis kinerja dimaksudkan untuk mendatangkan peningkatan terhadap kinerja
(hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat
diukur dari throughput dan response time.
Throughput adalah jumlah dari
pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah
rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah
dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
b)
Information (informasi)
Peningkatan
terhadap kualitas informasi yang disajikan.
c)
Economy (ekonomis)
Peningkatan
terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan
biaya yang terjadi.
d)
Control (pengendalian)
Peningkatan
terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta
kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.
e)
Effiency (efisien)
Peningkatan
terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis
berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, namun efisiensi
berhubungan dengan sumber daya yang digunakan dan pemborosan yang paling
minimum. Efisiensi dapat diukur dari output dibagi dengan input-nya.
f)
Services (pelayanan)
Peningkatan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
2)
Kelayakan Teknis
Kelayakan Teknis berkaitan dengan
teknologi yang akan diterapkan pada sistem yang dikembangkan. Secara teknis,
sistem dinilai layak dengan syarat berikut :
a)
Sistem yang diajukan cukup praktis karena teknologi yang tersedia cukup untuk
diaplikasikan pada sistem informasi yang baru.
b)
Teknologi yang diperlukan tersedia di pasaran dan memenuhi kapasitas yang
diperlukan.
c)
Pakar teknis yang dibutuhkan untuk mengoperasikan teknologi tersebut secara
tepat telah dimiliki.
3)
Kelayakan Jadwal
Kelayakan jadwal digunakan untuk
menentukan bahwa pengembangan sistem dapat dilakukan dalam batas waktu yang
telah ditetapkan.
2.
Desain
Desain adalah kegiatan untuk memberikan
gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Laporan hasil desain
meliputi :
a. Storyboard
Storyboard adalah uraian yang
berisi visual atau gambaran dan audio atau suara yang memberi penjelasan dari
masing-masing alur dalam sistem yang dibuat.
b. Desain Layout
Desain layout merupakan
desain yang akan ditampilkan di layar.
3.
Coding
Proses coding dilakukan dengan
mentransformasikan desain ke dalam script yang terdapat pada software
(perangkat lunak) Macromedia Flash Professional 8.
4.
Testing
Menggunakan sistem untuk mengungkap
kesalahan dalam program atau kelemahan dalam rancangan. Melakukan percobaan
dari software (perangkat lunak) atau aplikasi yang telah dibuat dan
memperbaiki apabila masih terdapat kesalahan.
5.
Implementasi
Implementasi merupakan kegiatan
memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang
menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Tahap implementasi adalah tahap dimana
semua elemen dan aktivitas sistem disatukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a.
Menyiapkan Fasilitas Fisik
Fasilitas
fisik yang disiapkan antara lain seperangkat komputer, termasuk keamanan fisik
untuk menjaga berlangsungnya peralatan dalam jangka waktu yang lama.
b.
Menyiapkan Personil
Menyiapkan
Personil dengan memberikan pelatihan secara prosedural maupun tutorial mengenai
sistem informasi sesuai fungsi tugasnya. Tujuannya adalah agar para personil
mengerti dan menguasai operasi sistem dan cara kerja sistem serta apa saja yang
diperoleh dari sistem. Pemilihan personil dilakukan melalui 2 sumber, yaitu
dari personil yang telah ada dalam organisasi atau personil baru yang berasal
dari luar organisasi.
c.
Melakukan Simulasi
Kegiatan
simulasi berupa pengetesan sistem secara nyata yang melibatkan personil yang
sesungguhnya. Langkah ini dapat disebut sebagai langkah pengetesan awal.
d.
Konversi Sistem
Konversi
sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam
rangka menggantikan sistem yang lama. Apabila sistem yang baru dianggap telah
dapat beroperasi dengan baik, maka penerapan sistem akan dilanjutkan pada
bagian yang lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1)
Menghindari resiko kegagalan hanya pada bagian tertentu
2)
Memperbaiki kesalahan yang terjadi dengan segera bila ditemukan kesalahan dan
untuk menghindari kesalahan yang terjadi di bagian yang lain.
e.
Evaluasi Sistem
Evaluasi
sistem dilakukan setelah sistem yang baru diimplementasikan. Kegiatan dilakukan
dengan mengadakan pengetesan penerimaan sistem (systems acceptance test).
Jika hasil dari pengetesan sistem dapat diterima atau disetujui, maka sistem
dapat diserahkan kepada user (pengguna). Namun jika sistem masih perlu
diperbaiki kembali, maka sistem diperbaiki terlebih dahulu sebelum akhirnya
diserahkan.
6.
Pemeliharan
Segala yang telah dibuat seorang membutuhkan pemeliharaan
atau perawatan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan
pada sistem,
selain itu informasi dapat disajikan secara berkala dan dapat selalu
diperbaharui isinya.
thanks referensinya Template Blogger Responsive
BalasHapus